Category Archives: Religius
Munculnya Kaum Anti Hadits Pertanda Dekatnya Akhir Zaman
Keterangan : Lelaki yang dimaksudkan di dalam hadis ini adalah seorang yang mengingkari kedudukan Hadis sebagai sumber hukum yang kedua selepas al-Quran. Ia hanya percaya kepada alQuran saja. Baginya, hadis tidak perlu untuk dijadikan sumber hukum dan tempat rujukan. Golongan ini tidak ragu lagi telah terkeluar dari ikatan Agama Islam dan pada realitinya seseorang itu tidak akan dapat memahani al-Quran jika tidak merujuk kepada hadis Nabi s.a.w.. Al-Quran banyak menerangkan hal-hal yang besar dan garis panduan umum. Maka Hadislah yang berfungsi untuk memperincikan isi dan kandungan serta kehendak ayat-ayatnya serta menguraikan dan menerangkan yang musykil. OIeh karena itu, syariat tidak akan sempurna kalau hanya dengan al-Quran saja, tetapi ia mesti disertai dengan hadis Nabi s.a.w.( sumber: Buku 40 Hadith tentang Peristiwa Akhir oleh Abu Ali Al Banjari An Nadwi )
Padahal jelas Allah s.w.t memerintahkan kita untuk taat pula kepada Rasulullah s.a.w sebagai ketaatan kita kepada Allah s.w.t, sebagaimana dalam beberapa firman Allah s.w.t berikut yang artinya;
“Katakanlah (wahai Muhammad): Taatlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya. Oleh itu, jika kamu berpaling (menderhaka), maka
“Dan taatlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berbantah-bantahan; kalau tidak nescaya kamu menjadi lemah semangat dan hilang kekuatan kamu.” [Q.S.al-Anfal 8:46]
“Dan sesiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah berjaya mencapai sebesar-besar kejayaan.” [Q.S.al- Ahzaab 33:71]
“Dan taatlah kamu kepada Allah serta taatlah kepada Rasul Allah, dan awaslah (janganlah sampai menyalahi perintah Allah dan Rasul- Nya).” [Q.S.al-Maidah 5:92]
Ayat-ayat diatas sudah mencukupi untuk memebentengi diri kita dari para kaum liberalis anti hadits yang hari ini marak di negara kita ini . Tidak perlu kami sebut siapa tokoh-tokoh anti hadits yang menyandarkan hukum agama pada pemikiran dan nafsunya sendiri bahkan berani mengatakan untuk merefisi hukum Allah dan sunnah Rasulullah s.a.w yang jelas-jelas sudah sempurna. Tetapi ini semua adalah sunatullah dan mereka kaum ‘anti-hadits’ sudah 1 abad lebih telah Rasulullah s.a.w sabdakan tentang kemunculan mereka dan ini adalah suatu tanda betapa dekatnya kita dengan Akhir zaman. Hanya dengan ta’at pada Allah dan Rasul-Nya sajalah kita akan mendapatkan kejayaan, dan kebahagiaan dunia akhirat. Apalagi yang kita tunggu? Masihkah kita perlu fikir-fikir sementara kebenaran sabda Rasulullah s.a.w sudah banyak terbukti . Jika yang di dunia saja sudah terbukti pastilah benar juga apa yang Rasulullah s.a.w sabdakan akan hari setelah kematian besok. Mari bertaubat saudaraku , jangan tunggu diri kita dijemput ke lubang kubur baru kita tersadar ,waktu paling tepat untuk perbaikan diri adalah ‘SEKARANG JUGA!’ .Jazakallah khair.
Benar adalah dari bimbingan Allah dan salah adalah dari kebodohan dan nafsu kami sendiri.
Menyibak Para Pengkhianat Dalam Islam Pada Perang Hunain
Inilah kabilah Hawazin yang bersama Bani Tsaqib dan lainnya dari kabilah Arab yang termakan api kecemburuan, kedengkian dan kebencian terhadap Rasulullah Saw dan kaum muslimin. Mereka berkumpul di bawah pimpinan mereka, Malik bin Auf An-Nadhiri, dan mereka bersama Bani Jasyam, Bani Sa’ad bin Bakar dan Auza’ dari Bani Hilal, dan sejumlah orang dari Bani Amru bin Amir dan Aun bin Amir. Mereka kemudian bersekongkol untuk berkhianat, dan mengerahkan segala-galanya untuk menyukseskan rencana mereka.
Mereka mengerahkan kekuatan mereka dan persenjataan yang mereka miliki untuk memerangi musuh bangsa Arab, seperti bangsa Persia, bangsa Romawi, dan Yahudi. Pada saat itu, sejarah menorehkan goresan tintanya untuk mencatat kebaikan mereka dan pujian baik bagi mereka selamanya. Akan tetapi, sangat disayangkan mereka mengerahkan kekuatannya untuk memerangi saudara-saudara mereka yang tida berdosa. Namun, Allah tetap menerangi hati mereka dengan cahaya Islam dan iman, dan menganugerahkan kepada mereka sebaik-baiknya makhluk, pemimpin para nabi dan rasul, dan pemimpin manusia secara keseluruhan, Muhammad, Rasulullah Saw.
Dulu, Thaif dikenal dengan sebutan Hunain. Pada perang ini, kaum muslimin terpedaya dengan jumlah mereka yang banyak, hingga salah seorang dari mereka berkata, “Kita tidak akan pernah kalah sekarang, karena jumlah kita tidak sedikit.” Perang mulai berkobar di waktu pagi, lembah yang dikenal dengan sebutan lembah Hunain. Sedangkan kabilah Hawazin dan sekutunya telah mempersiapkan diri di lembah yang lain, dan berhadap-hadapan, tanpa ada main belakang, culas, dan berkhianat. Kadang-kadang juga didahului dengan genderang perang, sehingga tidak ada di antara dua kelompok yang berperang yang saling mendahului. Akan tetapi para pengkhianat telah mendahului kaum muslimin dan segara menyerang dengan panah kepada
mereka serta menebaskan pedang. Sedangkan tentara kaum muslimin belum bersiap dan memegang peralatan perangnya. Akibat dari pengkhianatan ini, kaum muslimin terpaksa mundur dalam keadaan kalah, dan dihantui perasaan takut.
Anda dapat membayangkan
Akan tetapi, siapa yang mampu menghadapi keadaan yang sesulit ini, dan siapa yang mampu menjalani kesengsaraan yang luar biasa yang disebabkan oleh pengkhianat yang sadis ini, selain orang yang paling berani di antara yang pemberani, yaitu pemimpin umat manusia yang secara keseluruhan, makhluk terbaik secara mutlak, pemimpin para nabi dan rasul, Muhammad Saw. Beliau telah menyikapi keadaan ini dengan hati yang kuat dan sikap cepat, tanggap dan benar. Beliau juga memanggil kaum muslimin dengan suara yang kuat, seraya bersabda, “Berkumpullah kepadaku wahai hamba-hamba Allah. Berkumpullah kepadaku, ini aku Rasulullah!” Beliau menyampaikan sabdanya yang kekal, “Aku nabi dan tidak pernah berdusta. Aku anak Abdul Muthallib.”
Nabi Saw kemudian menyuruh pamannya Al-Abbas untuk memanggil kaum muslimin dengan suara yang lantang dan mengajak mereka agar kembali ke medang perang dan tetap bersama Nabi Saw, sehingga keadaan begitu cepat berubah dan tersingkaplah tabir mendung itu, serta lenyaplah kesulitan dan pengkhianatan itu. Pengkhianatan kaum musyrik akhirnya gagal dan kaum muslimin tetap berada di sekitar Rasulullah Saw. Kalaupun ada di antara mereka yang meninggal dunia, akan tetapi mereka telah menjual diri dan jiwa mereka di jalan Allah dengan keberanian yang tidak pernah ada tandingannya dalam sejarah. Keadaan kaum muslimin begitu cepat berubah, dari kalah menjadi menang. Mereka berhasil membunuh musuh dan menahan yang masih hidup. Mereka juga berhasil memberikan pelajaran berharga kepada musuh, berkat ketabahan Nabi Saw.
Pada perang itu, sebanyak enam ribu orang dari pihak musuh menjadi tawanan kaum muslimin. Di antaranya terdapat pemimpin mereka, Malik bin Auf An-Nadhri, yang pada suatu saat nanti memeluk agama Islam.
(Oleh Syaikh Sa’ad Karim Al Fiqi)